Beranda > Berita Umum > Penambahan/Replacement Donor/Resipien Mendukung Program P2SN Melalui Rekayasa Genomik untuk Peningkatan Mutu Genetik Sapi Potong Indonesia
Penambahan/Replacement Donor/Resipien Mendukung Program P2SN Melalui Rekayasa Genomik untuk Peningkatan Mutu Genetik Sapi Potong Indonesia
13 Oktober 2025
Bogor, 10 Oktober 2025 – Dalam upaya memperkuat program peningkatan mutu genetik sapi potong nasional, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melalui Balai Embrio Ternak (BET) mendatangkan 10 ekor sapi potong unggul dari Australia, terdiri atas 5 ekor sapi rumpun Limousin dan 5 ekor sapi rumpun Simmental.
Pengadaan sapi potong dengan mutu genetik unggul di BET merupakan bagian dari kegiatan Penambahan/Replacement Donor/Resipien dalam mendukung Program Peningkatan Produksi Sapi dan Daging Nasional (P2SDN) melalui pendekatan rekayasa genomik. Program ini bertujuan untuk mempercepat perbaikan mutu genetik sapi potong Indonesia secara terstruktur.

Deasy Zamanti Kepala BET menyampaikan bahwa BET sebagai unit pelaksana teknis Ditjen PKH yang berfokus pada pengembangan teknologi reproduksi, akan memanfaatkan sapi-sapi ini sebagai donor dalam kegiatan produksi embrio. Embrio yang dihasilkan dari donor unggul ini selanjutnya akan ditransfer ke sapi resipien lokal yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sapi-sapi yang didatangkan kali ini adalah sapi-sapi yang sudah memiliki data genetik (genetic tested) sehingga ke depan BET akan mampu menghasilkan sapi potong yang memiliki EBV berbasis genetik atau Genetic Breeding Value.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen Ditjen PKH Kementerian Pertanian dalam mendorong pembangunan peternakan yang berkelanjutan, modern, dan berdaya saing tinggi. Dengan memperkuat infrastruktur teknologi seperti BET, Ditjen PKH berupaya mentransformasi sistem reproduksi sapi potong dari konvensional menjadi teknologi berbasis genomik. Keberadaan sapi donor ini juga menjadi bagian dari strategi penguatan ketahanan pangan nasional melalui penyediaan benih dan bibit unggul. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan populasi sapi potong berkualitas tinggi secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Dengan dukungan teknologi, sumber daya manusia terlatih, dan kebijakan yang berpihak pada peternak, Ditjen PKH menargetkan agar produksi embrio dalam negeri terus meningkat, sekaligus menurunkan ketergantungan terhadap impor bibit sapi.
Harry Suhada, Direktur Perbibitan dan Produksi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan strategis Ditjen PKH melalui BETyang diharapkan tidak hanya memperkuat kapasitas nasional dalam teknologi reproduksi, tetapi juga membuka peluang besar bagi peternak lokal untuk mendapatkan akses terhadap bibit unggul. Dengan demikian, peningkatan produktivitas ternak di tingkat peternak dapat tercapai secara berkelanjutan.
Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa pembangunan peternakan Indonesia sedang bergerak ke arah yang lebih maju, berbasis inovasi dan ilmu pengetahuan, demi mewujudkan sistem pangan nasional yang tangguh dan mandiri.
Dibaca : 231 kali