Beranda > Berita Umum > Profile Ibu Deasy Zamanti
Profile Ibu Deasy Zamanti
01 Mei 2025
Deasy Zamanti, Kepala BET Cipelang yang kutu buku
5 April 2024, menjadi momen penting bagi Deasy Zamanti SPt MSi, ketika ia dilantik menjadi Kepala Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor. Perjalananya di dunia Peternakan cukup panjang bahkan bias dikatakan dimulai dari kecil.
Ayahnya adalah dokter hewan di sebuah instansi. Beliau sering mengajak Deasy kecil ketika mengobati hewan di rumah sakit hewan juga ke kandang ternak. Keakakrabanya dengan dunia peternakan menumbuhkan rasa suka. Maka tak heran jika deasy akhirnya memeilih kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Muhamadiyah Malang.
Setalah lulus pada 1997, deasy mengawali karirnya sebagai pegawai di BBIB Singosari, Pada 2003, ia mengambil S2 Bioologi Molekuler di Universitas Brawijaya Malang, sebelum akhirnya ditugaskan di BET Cipelang pada 2004.
Mengedepankan Komunikasi yang Baik
“Begitu saya mendapatkan tugas di BET saya belajar dari pimpinan-pimpinan yang terdahulu. Apa yang bagus ya kita lanjutkan, kan tidak perlu semuanya dibongkar,kalau ada yang kurang ya kita perbaiki,” ujar wanita kelahiran Bogor ini.
Sejak awal Deasy mengedepankan komunikasi dengan rekan-rekanya di BET. Menurutnya komunikasi akan mendekatkan hati sehingga bisa lebih terbuka satu sama lain. Karena itu ia mendorong rekan-rekanya untuk lebih mau berkomunikasi.
Deasy bahkan selalu membuka ruangnya untuk mereka yang ingin berdiskusi atau menyampaikan sesuatu. “Bebas, mau ngobrol di mana pun silahkan, mau sambil pas jalan dicegat diajak ngomong ya ayo,”ucapnya.
Bagi deasy komunikasi juga meminimalkan konflik dan secara keseluruhan mendukung kelancaran kerja. Apalgai tugas-tugas BET cukup berat, harus siap 24 jam. Kapanpun tugas datang harus siap.
“jadi kapanpun kadang telpon, kadang WA, ada perintas misalnya terkait kebutuhan data atau info apapun, ya kita harus siap. Kalau ASN kan namanya pelayan ya tugas apapun kita laksanakan selama sesuai aturan,” jelasnya. “Misalnya tugas pengawalan vaksinasi PMK itu kan kita 24 jam. Atau ada yang butuh bantuan embrio di lokasi mana, kita kirim sesuai dengan ketersediaan.”
BET juga sering dimintai tolong menangani ternak sakit di peternakan sekitar lokasi BET. Hal itun karena petugas dari dinas jaraknya cukup jauh, sehuingga BET yang lebih dekat pun membantu agar masalah segera tertangani. Apalgi banyak pegawai BET yang tinggal di area sekitar.
Untuk mereka yang jauh dari BET juga bisa dengan mudah mengakses layananya. Salah satunya melalui chat di WhatsApp official BET. "Tinggal butuhnya apa nanti kita langsung sambungkan ke bagiannya. Kalau konsultasi keswan kita teruskan ke keswan, kalau butuh Informasi publik ya PPID yang menjawab, kalau ada pengaduan ya bagian pengaduan yang menjawab," jelas Deasy. "Kalau butuh informasi atau pembelian embrio diteruskan ke bagian distribusi dan pemasaran. Sudah ada jalurnya masing-masak. Kita juga ada aplikasi di website Sistem Layanan Customer Online BET Cipelang (Siscobeti)."
Ternyata Kutu Buku
Di sela kesibukannya ternyata ibu dua anak ini suka menonton film, melukis, dan terutama membaca buku. Segala macam buku dibacanya, bahkan koleksi bukunya terbilang cukup banyak.
"Saya suka baca dan mengoleksi komik Jepang dari zaman dahulu sampai sekarang diteruskan sama anak saya. Novel yang lama juga seperti Lima Sekawan, yang terbaru juga suka contohnya Maze Runner. Novel Cina dan Jepang juga suka. Anak-anak biasanya beli ya saya sekalian baca bareng," tutur Deasy antusias.
la juga suka membaca jurnal dan buku-buku peternakan tentunya. Di rumahnya banyak text book peternakan yang tebal-tebal. Ada seri tentang pejantan, pembentukan spermatozoa, animal behavior, dan lain sebagainya.
Deasy tak segan memesan buku dari luar negeri jika buku yang diinginkannya tidak bisa didapatkan di Indonesia. Dia juga punya kebiasaan setiap ke bandara jika waktunya memungkinkan maka akan menyempatkan pergi ke toko buku yang ada di bandara.
Harapan dan Inovasi
Akhir-akhir ini menurut Deasy, BET sering kedatangan tamu dari luar negeri. Hal itu juga dimanfaatkan untuk sharing perkembangan embrio transfer di internasional.
"Ternyata di luar itu seperti di Australia, Eropa, dan Jepang embrio transfer sudah pada level yang maju. Kita tidak mau ketinggalan, apalagi BET ini satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Maka mulai pertengahan tahun kemarin kita mengejar ketertinggalan," paparnya. "Teman-teman di BET bukannya tidak bisa melakukan teknik-teknik yang advance. Cuma karena tidak dikerjakan secara rutin jadi mereka lebih fokus pada satu teknik saja. Ditambah lagi kita ada semua peralatannya jadi tidak ada alasan untuk tidak mengerjakannya."
Selama ini BET biasa memproduksi embrio in vivo menggunakan hormon. Namun hormon saat ini sulit untuk didapatkan dan harganya cukup tinggi. Hal itu, ditambah pengetahuan tentang perkembangan produksi embrio di luar negeri membuat BET juga mulai menggunakan metode in vitro dengan teknik oocyte pick-up. "Kita punya teknologi dan peralatannya. Kita juga sudah bisa melakukannya, semula teknik tersebut dipakai untuk kegiatan sampingan, sekarang dipakai sebagai yang utama," kata Deasy.
"Jadi teman-teman di BET di- refresh lagi untuk mengejar produksi melalui in vitro. Semua in vitro dikerjakan di dalam laboratorium dan ini juga akan mempermudah nanti kalau kita mau kerja sama dengan peternak-peternak yang punya sapi-sapi unggul betina."
Dibaca : 27 kali