Beranda > Berita Umum > Peningkatan mutu genetik di penjuru nusantara
Peningkatan mutu genetik di penjuru nusantara
31 Agustus 2023
Cipelang, (31/082023) dengan tupoksi melaksanakan produksi, pemuliabiakan, pemasaran dan distribusi embrio ternak, Balai Embrio Ternak (BET) melaksanakan kegiatan utamanya ke seluruh pelosok tanah air. Di tengah gempuran el nino yang melanda Indonesia, musim kering juga dirasakan oleh seluruh peternak kita. Pelan namun pasti, kegiatan transfer embrio (TE) pantang menyerah di pelosok negeri, diantaranya adalah Kalimantan Tengah, Garut, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah (Kotaraya), Lampung, Situbondo, Magetan dan BET Cipelang tentunya.
Kegiatan TE yang diawali dengan seleksi resipien menjadi salah satu penentu keberhasilan TE yang dilakukan. hanya resipien yang memenuhi persyaratan dan layak untuk ditransfer yang akan mendapatkan embrio dari BET Cipelang. Selain TE, juga dilakukan produksi embrio pada sapi-sapi lokal andalan Indonesia.
Salah satu sapi lokal yang akan digunakan untuk produksi embrio adalah sapi Donggala. Sapi Donggala adalah Sapi lokal Sulawesi Tengah. Produksi embrio sapi lokal bertujuan untuk melestarikan plasma nutfah Indonesia dan melakukan perbaikan mutu genetik di wilayah kerja Prov. Sulawesi Tengah. Sapi donggala adalah sapi asli di sulawesi tengah, merupakan sapi hasil persilangan antara sapi bali dan sapi peranakan ongole. Sapi donggala ditetapkan sebagai salah satu rumpun sapi di Indonesia berdasarkan SK Mentan Nomor 666/kpts/SR.12016/6/2014. Sapi donggala memiliki karakteristik sebagai berikut : memiliki gelanbir yang memanjang dari leher hingga tulang dada, berwarna putih abu-abu, putih coklat dan putih, berpunuk kecil. Sapi donggala merupakan sapi pekerja keras dan mampu bertahan di suhu panas.
Hal ini juga dilakukan untuk memperkenalkan teknologi reproduksi transfer embrio (TE) kepada peternak. Dengan teknologi TE, seorang peternak dapat memiliki sapi murni dengan mutu genetik unggul tanpa harus mendatangkan sapi yang dimaksud. Dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan membeli sapi. Sapi donggala menjadi penyuplai daging utama di provinsi Sulawesi tengah. TE dilakukan di kec. Kotaraya Kab. Parigi Moutong. Kotaraya merupakan daerah yang banyak dihuni oleh transmigran yang berasal dari pulai Jawa dan Bali pada tahun 1970an. Masa-masa dimana di daerah tersebut merupakan kebun-kebun yang sangat luas. Mata pencaharian utama warga sekitar Kotaraya adalah berkebun, beternak dan berdagang. Kotaraya menjadi wilayah yang berkembang dan menjadi tempat persinggahan karena lokasinya yang berbatasan dengan prov. Gorontalo.
Kegiatan TE di Sulawesi Utara dilaksanakan di Kab. Minahasa Utara dimana penduduknya bermatapencaharian sebagai petani dan pekebun, dan kelapa menjadi tanaman yang banyak dijumpai di daerah tersebut. Beternak sapi masih menjadi sampingan bagi masyarakat minahasa utara.
Semoga TE yang dilakukan berhasil dan dapat meningkatkan jumlah dan mutu genetik sapi di Indonesia. (YS)
Dibaca : 402 kali