Beranda > Berita Umum > Tingkatkan kompetensi petugas teknis, BET gelar in house training

Tingkatkan kompetensi petugas teknis, BET gelar in house training

24 Juli 2023

Cipelang, (24/7), bertempat di aula laboratorium produksi dan aplikasi Balai Embrio Ternak (BET), kegiatan in house training mengenai produksi embrio in vivo dan invitro dilaksanakan.  Kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ilmu dan teknologi baru yang berkembang dalam produksi embrio serta untuk mengupas segala permasalahan yang dihadapi dalam produksi embrio sapi di BET.  In house training diikuti oleh pegawai BET terutama staff produksi dan aplikasi.  Narasumber pada kegiatan ini adalah Prof. Drh. Arief Boediono, Ph.D, PAVet(K) dosen pada Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB.  Selain sebagai dosen, Prof Arief merupakan seorang pakar embriologi yang aktif diberbagai organisasi baik nasional maupun internasional, sering menjadi pembicara dalam berbagai forum ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri.    

Inhouse training produksi embrio

 

Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata embrio transfer? Pertama yang ada dipikiran kita adalah memindahkan embrio.  Istilah embrio transfer lebih dikenal umum dengan bayi tabung, terutama bayi tabung pada manusia.  Jadi, embrio transfer adalah proses pemindahan embrio dari satu induk ke induk lainnya.  Teknologi transfer embrio juga dikembangkan pada sapi.  Secara alami, seekor sapi hanya mampu menghasilkan 1 ekor pedet per tahun.  “Dengan teknologi transfer embrio (bayi tabung) seekor induk sapi yang unggul bisa menghasilkan lebih banyak pedet dalam 1 tahun, tanpa harus bunting,” sebagai pembuka Prof Arief pada inhouse training kali ini.  “induk sapi yang unggul” ini kalau di BET disebut sebagai sapi donor, dengan kriteria tertentu yang menjamin keunggulannya. 

President Indonesian Society of Human Embryologist (2017) ini menyampaikan bahwa teknologi TE pada sapi dapat mengadopsi teknologi TE pada manusia yaitu dengan cara melakukan penyayatan zona pelucida embrio terlebih dahulu sebelum dilakukan pembekuan dengan alat micromanipulator atau dengan laser.  Langkah ini diambil ketika ditemukan kegagalan kebuntingan yang terus menerus walaupun embrio yang diguankan adalah embrio dengan kualitas yang bagus, memiliki resipien yang berumur tua dan kasus abortus berulang.  Teknologi transfer embrio merupakan proses yang panjang dan rumit, sehingga harus dipersiapkan dengan tepat dan baik agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai. 

Kunci keberhasilan program produksi embrio adalah oosit, sperma dan ketepatan waktu.  Fertilisasi dapat terjadi jika oosit berkualitas bagus bertemu dengan sperma berkualitas bagus pada waktu yang tepat.  Penggunaan USG dapat membantu memprediksi ketebalan endometrium dan memastikan waktu yang tepat untuk melaksanakan transfer embrio.  Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa potensi seekor donor untuk menghasilkan embrio berkualitas dapat dilihat dengan melakukan analisa pemetaan potensi genetik dengan teknologi molekuler.  (YS)

Dibaca : 188 kali


Lokasi Kami

Peta Lihat di Google Map

Tidak puas dengan pelayanan kami? klik berikut:

https://lapor.go.id/ SABERPUNGLI
Dupak e-Personal

Aksesibilitas

Pembaca Layar
Kontras
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jeda Animasi
Ramah Disleksia
Kursor
Jarak Baris
Perataan Teks
Saturasi
Reset