Beranda > Berita Umum > Pencanangan Swasembada Pejantan Unggul 2013

Pencanangan Swasembada Pejantan Unggul 2013

04 September 2012

Pada tanggal 1 September 2012, dilakukan Pencanangan Swasembada Sapi Pejantan Unggul Tahun 2013 oleh Menteri Pertanian RI, DR. Ir. Suswono, MMA. Pencanangan ini dilaksanakan di Balai Embrio Ternak Cipelang, yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ir. Syukur Iwantoro, MS., MBA., Sekretaris Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, DR. Ir. Riwantoro, MM., Direktur Perbibitan, Ir. Abu Bakar, SE., MM. dan Kepala Balai Embrio Ternak Cipelang, Ir. Tri Harsi, MP. Selain itu juga hadir para Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, diantaranya Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Aceh, Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Potong Padang Mangatas, Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul Ayam dan Sapi Dwiguna Sembawa, Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang, Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturraden, Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari dan juga Para Kepala Dinas Peternakan dan Kepala Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) seluruh Indonesia.


Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam sambutannya mengatakan bahwa hasil PSPK 2011 diketahui jumlah sapi potong dan sapi perah betina dewasa berjumlah 6.982.209 ekor dengan jumlah akseptor diperkirakan sebanyak 2.649.069 ekor yang 70% adalah ternak lokal (sapi bali, sapi peranakan ongole, dan sapi madura). Dari jumlah akseptor tersebut jumlah pejantan yang diperlukan sebanyak 402 ekor. Saat ini jumlah pejantan yang berada di BIB Nasional dan BIB Daerah sudah sebanyak 531 ekor, yang berarti sudah terjadi kelebihan pejantan, namun pejantan tersebut ternyata masih didominasi oleh pejantan eksotik bukan pejantan lokal. Akan tetapi pada saat yang bersamaan, BIB Nasional dan BIB Daerah masih melakukan impor sapi pejantan dalam rangka produksi emen beku yang saat ini mencapai sekitar 6.800.000 dosis. Jika satu pejantan menghasilkan rata-rata 30.000 dosis pertahun, dan tingkat replacement pejantan adalah 20% pertahun, maka dapat diprediksi bahwa BIB memerlukan impor pejantan minimal sebanyak 35 ekor per tahun.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memiliki UPT dibidang pembibitan sapi yang mempunyai tugas dan fungsi menghasilkan bibit baik jantan dan betina. Oleh karena itu berpotensi untuk menggantikan pejantan impor dengan menghasilkan pejantan unggul dari UPT tersebut. Ketersediaan pejantan unggul tersebut dapat terjamin seara kontinu apabila diketahui kebutuhan setiap tahunnya meliputi kekurangan/kelebihan jumlah pejantan unggul; strategi dan program penyediaan pejantan unggul; dan langkah-langkah operasional penyediaan pejantan unggul yang telah tertuang dalam Road Map Swasembada pejantan tahun 2013.

Dirjen PKH juga menambahkan prediksi pejantan unggul yang telah siap disebarkan tahun 2012 sebanyak 44 ekor, tahun 2013 sebanyak 78 ekor, tahun 2014 sebanyak 166 ekor, tahun 2015 sebanyak 195 ekor dan tahun 2016 sebanyak 209 ekor.

Sedangkan Kepala Balai Embrio Ternak Cipelang menjelaskan secara singkat mengenai kesiapan swasembada sapipejantan unggul tahun 2013. Kepala BET Cipelang menjelaskan bahwa jumlah pejantan saat ini 565 ekor dan kebutuhan pejantan sebanyak 426 ekor yang akan dipenuhi oleh UPT Perbibitan diantaranya BET Cipelang, BPTU Sapi Aeh, BPTU SP Padang Mangatas, BPTU Sembawa, BBPTU Baturraden, dan BPTU Sapi Bali. Sasaran program Swasembada Pejantan Unggul Tahun 2013 adalah pemenuhan pejantan berkualitas dalam rangka replaement pejantan unggul di BIB; dasar kebijakan dan program perbibitan ternak; penghematan devisi negara; dan pemanfaatan potensi genetik dalam negeri.

Dengan adanya pejantan unggul hasil trasnfer embrio, s/d Agustus 2012 telah terjadi penghematan sebesar Rp. 537.157.098.000,-. Asumsi pendapatan dari pejantan unggul hasil transfer embrio dengan asumsi produksi selama 5 tahun, terjadi penghematan sebesar Rp. 10.710.680.000.000,-.

Jumlah calon sapi pejantan unggul saat ini di BET Cipelang sebanyak 20 ekor dan UPT Perbibitan lainnya sebanyak 54 ekor, sehingga total telah tersedia 74 ekor sapi calon pejantan unggul pada tahun 2012 ini.


Dalam sambutannya, Menteri Pertanian menjelaskan salah satu indikator penting untuk peningkatan produksi dan produktifitas adalah ketersediaan pejantan dalam kegiatan inseminasi buatan maupun transfer embrio. Dalam rangka mendukung ketersediaan pejantan unggul tersebut, maka diperlukan ketersediaan benih dan bibit ternak yang terprogram dan kontinu, agar pejantan unggul dapat terpenuhi maka harus melibatkan banyak institusi, baik dari lembaga pemerintah di pusat maupun di daerah yaitu Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat dan Daerah, BIB Nasional dan Daerah disamping peran swasta dan masyarakat peternakan ujar Menteri. Sedangkan untuk terciptanya network antar UPT/Daerah dan Pusat maka perlu optimalisasi dan sinergitas kegiatan sehingga dapat mempercepat swasembada pejantan unggul. Oleh karena itu, dengan diresmikannya pencanangan SWASEMBADA SAPI PEJANTAN UNGGUL TAHUN 2013 diharapkan mampu keluar dari ketergantungan terhadap impor pejantan unggul dalam rangka memenuhi kebutuhan BIB Nasional maupun Daerah.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan Prasasti Swasembada Sapi Pejantan Unggul Tahun 2013 oleh Menteri Pertanian yang didampingi oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala BET Cipelang, Sekretaris Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan disaksikan oleh para undangan.


***sas***

Dibaca : 4.655 kali


Lokasi Kami

Peta Lihat di Google Map

Tidak puas dengan pelayanan kami? klik berikut:

https://lapor.go.id/ SABERPUNGLI
Dupak e-Personal

Aksesibilitas

Pembaca Layar
Kontras
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jeda Animasi
Ramah Disleksia
Kursor
Jarak Baris
Perataan Teks
Saturasi
Reset