Beranda > Berita Umum > Dukung Ketersediaan Ternak Bibit, BET Cipelang Distribusikan Embrio
Dukung Ketersediaan Ternak Bibit, BET Cipelang Distribusikan Embrio
30 Maret 2021
Untuk memenuhi ketersediaan dan peningkatan mutu genetik ternak, Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang mendistribusikan embrio sapi ke beberapa daerah. Sepanjang 2021, BET Cipelang telah mendistribusikan sebanyak 648 embrio ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat. Embrio terdiri dari berbagai rumpun sapi murni FH, PO, Madura, Angus, Wagyu, Limousin, Simmental dan BB Cross 75%. Embrio yang sudah didistribusi akan ditransferkan ke sapi resipien/penerima di daerah olah petugas Transfer Embrio (TE) terlatih. (30/3/2021)
Kepala BET Cipelang, Oloan Parlindungan mengatakan,”Salah satu upaya untuk mendapatkan mutu genetik unggul dengan cepat adalah dengan menggunakan teknologi transfer embrio. Embrio yang di transferkan ke sapi resipien merupakan embrio berasal dari induk dan pejantan sapi unggul.”
“Embrio yang diproduksi BET Cipelang merupakan embrio yang memiliki darah 100% sesuai dengan rumpun sapinya. Kecuali untuk sapi belgian blue, embrio yang di distribusi merupakan embrio sapi BBcross yang mempunyai darah BB sebesar 75%. Hal ini agar tidak menimbulkan distokia/kesulitan beranak pada saat nanti sapi tersebut partus.” Jelas Oloan.
Transfer Embrio (TE) merupakan teknis memasukkan/mentransfer embrio ke dalam alat kelamin ternak betina sehat dengan teknik dan alat tertentu agar ternak tersebut bunting. TE dilakukan pada hari ke-7 untuk sapi, ke -5 untuk kerbau setelah ternak mengalami berahi / estrus. Sapi penerima TE disebut “resipien".
Syarat-syarat sapi resipien diantaranya ; 1) Ternak resipien adalah dara atau induk dalam kondisi tidak bunting, memiliki organ reproduksi baik dan memiliki catatan reproduksi / siklus berahi normal; 2) Performa tubuh baik dan sehat dengan Body Condition Score (BCS) 2,75-3,25 pada skala 5; 3) Sehat, tidak menunjukkan gejala klinis penyakit hewan menular strategis; 4) Terseleksi setelah palpasi rektal, pada salah satu ovarium memiliki Corpus Luteum (CL) fungsional; 5) Tidak pernah mengalami gagal bunting lebih dari 2 kali.
Dibaca : 261 kali