Beranda > Berita Umum > Sinergi Kriopreservasi Kembangkan Bank Genetika-Ikan Indonesia

Sinergi Kriopreservasi Kembangkan Bank Genetika-Ikan Indonesia

12 Maret 2021

Sukamandi, 10 Maret 2021. Balai Embrio Ternak Cipelang bekerjasama dengan Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi dalam penelitian pemanfaatan teknologi kriopreservasi embrio ikan. Kepala Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Oloan Parlindungan Lubis dan Kepala BRPI Sukamandi, Dr.Joni Haryadi menandatangani naskah kerjasama penelitian teknologi kriopreservasi pada ikan. Pada kesempatan yang sama, dilakukan uji coba pembekuan semen ikan nilem yang merupakan salah satu plasma nutfah ikan Indonesia. Ikan nilem merupakan ikan yang digunakan untuk konsumsi baik daging dan telurnya.

Kepala BRPI Dr.Joni Haryadi, mengatakan, “Di bidang perikanan, kriopreservasi dapat bermanfaat dalam upaya konservasi plasma nutfah atau spesies ikan yang hampir atau terancam punah dan di bidang perikanan budidaya, kriopreservasi dapat dimanfaatkan dalam penyediaan stok sel untuk peningkatan produktivitas budidaya.”
Pada spesies aquatic, kriopreservasi telah banyak dilakukan pada sperma dan sebagian sel telur. Sedangkan pada embrio masih dalam tahap penelitian.

Kepala BET Cipelang, Oloan Parlindungan mengatakan, “Kerjasaman dilakukan untuk menyatukan dua balai dengan memanfaatkan teknologi. Mudah-mudahan kita dapat menemukan formula yang cocok untuk pembekuan embrio, sehingga embrio dapat disimpan dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama.”

Dikutip dari laman BPTP Sulsel, kriopreservasi berasal dari kata krio yang berarti beku, dan preservasi yang berarti penyimpanan pada temperatur rendah. Jadi Kriopreser-vasi adalah teknik penyimpanan materi genetik dalam keadaan beku pada temperatur rendah. Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menyimpan, memelihara, dan menjamin kelangsungan hidup suatu materi genetik.

Kriopreservasi memiliki keuntungan dan kerugian. Adapun keuntungannya adalah 1) dapat disimpan dalam waktu tidak terbatas asalkan media tempat penyim-panan (kontainer) tetap terisi N2 cair, 2) dapat dikoleksi setiap saat, 3) dapat digunakan kapan saja bila dibutuhkan, 4) melestarikan plasma nutfah dan tidak perlu mengimpor atau memelihara ternak memiliki genetik tunggal. Sedangkan kerugiannya adalah biaya operasional pelaksanaannya sangat mahal, tenaga pelaksana harus memiliki skill yang tinggi, dan hanya sel gamet yang berkualitas baik yang dapat dan layak disimpan dalam keadaan beku.

Teknik kriopreservasi dibedakan atas dua metode yaitu metode konvensional dan vitrifikasi. Pada metode konvensional pembawa materi genetik ternak (sel gamet) disimpan pada suhu dibawah 0OC dan disertai dengan pembentukan kristal-kristal es. Pembentukan kristal-kristal es dimulai pada bagian ekstraseluler. Akibatnya terjadi dehidrasi sehingga menimbulkan keke-ringan yang sangat hebat dan disertai dengan kerusakan organel-organel intra-seluler seperti mitokondria, lisosom dan sebainya. Sedangkan teknik vitrifikasi adalah proses fisik berupa pemadatan medium krioprotektan berkon-sentrasi tinggi selama pendinginan tanpa disertai pembentukan kristal-kristal es, dimana dalam keadaan padat distribusi ion-ion dan molekul tetap seperti dalam fase cair

Diharapkan hasil penelitian ini membuka peluang pengembangan kriopreservasi sel embrio ikan lebih baik dan tepat untuk mendapatkan hasil yang diharapkan di masa mendatang.

 

Dibaca : 446 kali


Lokasi Kami

Peta Lihat di Google Map

Tidak puas dengan pelayanan kami? klik berikut:

https://lapor.go.id/ SABERPUNGLI
Dupak e-Personal

Aksesibilitas

Pembaca Layar
Kontras
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jeda Animasi
Ramah Disleksia
Kursor
Jarak Baris
Perataan Teks
Saturasi
Reset