Dalam rangka untuk mempercepat peningkatan mutu genetik ternak sapi, Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang mempunyai peran yang sangat penting dalam program tersebut. BET Cipelang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) bekerjasama dengan stekholder lainnya (Dinas yang membidangi fungsi peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota). Benih dan biibit ternak merupakan kewajiban pemerintah sebagai penyedia untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang memenuhi kriteria. Dengan program Transfer Embrio (TE) diharapkan dapat menghasilkan ternak yang berkualitas dengan waktu yang tidak terlalu lama, untuk itu peran bioteknoogi reproduksi dapat mempercepat peningkatan mutu genetik melalui Transfer Embrio. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut perlu dilakukan sinergitas antara BET dan stekholder untuk melakukan aplikasi dan monitoring hasil kegiatan yang telah dilaksanakan didaerah.

Setelah berhasil meluncurkan program Upsus Siwab tahun 2017-2019, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengakselerasi pemenuhan kebutuhan masyarakat akan protein hewani, yaitu daging dan susu dengan program Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan). Balai Embrio Ternak dengan salah satu tupoksi nya adalah dibidang aplikasi transfer embrio, mendapatkan tugas untuk pengembangan sapi wagyu salah satunya di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Pelaksanan kegiatan aplikasi transfer embriodalam rangka pengembangan sapi wagyu, di UPT Pembibitan dan Hijauan Makanan Ternak (UPTD Lili) milik Dinas Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Timur di Desa Lili, Kec. Fatuleu, Kab. Kupang dan Asia Beef di Desa Lailanjang Kec. Rindi, Kab. Sumba Timur. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 - 7 Agustus 2020, yang didampingi langsung oleh Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak Dinas Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Timur.

 

 

Dibaca : 337 kali