Beranda > Berita Umum > Memburu Embrio Kerbau untuk Selamatkan Plasma Nutfah Indonesia

Memburu Embrio Kerbau untuk Selamatkan Plasma Nutfah Indonesia

17 Juli 2020

Lekat dengan kehidupan masyarakat, kerbau bukan semata-mata hewan peliharaan namun juga sebagai penanda status sosial bagi masyarakat tertentu di Indonesia. Kerbau merupakan ternak istimewa yang erat kaitannya dengan kebudayaan dan beberapa kuliner khas Indonesia. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 produksi nasional daging kerbau sebesar 23.972 ton terjadi penurunan sebesar 10.673 ton dari tahun tahun 2009.  Turunnya produksi nasional daging kerbau mengindikasikan semakin sedikitnya populasi kerbau di Indonesia.

Mendukung program Sapi Kerbau Andalan Negeri (Sikomandan), Kamis, 16 Juli 2020, Tim produksi embrio dari Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang memburu embrio kerbau di Balai Penelitan Ternak (Balitnak) Ciawi. Produksi embrio dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan plasma nutfah Indonesia dan meningkatkan populasi bibit kerbau di Indonesia.  

Peneliti Balitnak, Dr Lisa prharani mengatakan,“Produksi embrio kerbau dilakukan dalam rangka penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan teknologi transfer embrio pada ternak kerbau dan untuk mendapatkan bibit kerbau berkualitas yang berupa embrio dari pejantan dan donor superior.”

“Penelitian dilaksanakan atas kerjasama antara balitnak dan BET Cipelang, sebagai satu-satunya institusi Kementerian Pertanian (kementan) yang memiliki tupoksi produksi dan Transfer Embrio,” lanjutnya. 

Dia berharap hasil dari penelitian dapat dimanfaatkan oleh BET cipelang khususnya dalam produksi embrio kerbau.

Produksi kerbau kali ini menggunkaan kerbau rawa dilaksankana sesuai dengan Standar Nasional Indonesia untuk embrio. Dikutip dari laman Dinas Pertanian Banten tenang jenis-jenis kerbau, (https://dispertan.bantenprov.go.id/lama/read/artikel/1219/Kerbau-dan-Jenisnya.html). Berdasarkan karakteristiknya, terdapat dua macam kerbau jinak di Indonesia yaitu 1) kerbau sungai (River Buffalo) secara umum memiliki ciri kulit hitam pekat, tubuh padat dan pendek, leher dan kepala reltif kecil, punggungnya lebar serta tanduk melingkar rapat seperti spiral. 2) kerbau lumpur (Swamp Buffalo), secara umum memiliki ciri warna kulit coklat kehitam-hitaman, tubuhnya relatif pendek dan kaki pendek serta tanduknya agak melengkung. 

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peterkanan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) telah memasukkan kerbau dalam program inti Ditjen PKH diantaranya adalah melalui peningkatan produksi kerbau, peningkatan kualitas pakan dan penyediaan benih kerbau yang diproduksi oleh BIB nasional dan daerah. 

Dibaca : 356 kali


Lokasi Kami

Peta Lihat di Google Map

Tidak puas dengan pelayanan kami? klik berikut:

https://lapor.go.id/ SABERPUNGLI
Dupak e-Personal SIRUP

Aksesibilitas

Pembaca Layar
Kontras
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jeda Animasi
Ramah Disleksia
Kursor
Jarak Baris
Perataan Teks
Saturasi
Reset