Beranda > Berita Umum > BET dan Balitnak Jalin Kerjasama untuk Meningkatkan Populasi Kerbau

BET dan Balitnak Jalin Kerjasama untuk Meningkatkan Populasi Kerbau

12 Maret 2020

Bogor. Keberadaan populasi kerbau secara nasional jumlahnya merosot dan terancam punah., mendorong Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor dan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang mengadakan kerjasama untuk memproduksi embrio kerbau. Bertempat di Balitnak Ciawi Bogor, Kepala BET Cipelang dan Balitnak menandatangani naskah perjanjian kerjasama produksi dan transfer embrio.(11/03/2020).  

Kerbau merupakan salah satu komoditas ternak ruminansia yang dapat dikembangkan di beberapa wilayah Indonesia selain sapi dan berpotensi untuk memenuhi kebutuhan protein dari kerbau dalam rangka mendukung SIKOMANDAN.
 
Presentase protein yang terkandung didalam daging kerbau sebesar 20-30% sedangkan protein daging sapi sebesar 15-19%. Selain keunggulan tingkat protein lebih tinggi, Kadar lemak dalam daging kerbau lebih rendah dan aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes, obesitas, jantung koroner, dan kalangan manula (Mahmudah). Keunggulan lain juga didapat dari daging kerbau seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Merry Yuliesday (2018) bahwa, daging kerbau mengandung vitamin B12, asam linoleat dan asam lemak dalam daging kerbau. Menurut Triako (2017) kandungan ommega 3 pada daging kerbau bagus untuk perkembangan otak, otot dan tulang. Juga beberapa kandungan nutrisi lainnya yang dilaporkan Beryy (2018), kandungan kalsium dan zat besinya daging kerbau lebih tinggi dari daging sapi. Jika dalam 100 gram daging kerbau terdapat kandungan kalsium 14 mg, zat besi 3,3 mg, dan lemak sebesar 0,5 gram. (Keunggulan Daging Kerbau.  https://cattlebuffaloclub.peternakan. unpad.ac.id)
 
Melalui bioteknologi reproduksi, BET Cipelang dan Balitnak berupaya meningkatkan jumlah populasi salah satunya dengan memproduksi embrio. Apabila dalam 1,5 tahun satu ekor kerbau dapat beranak 1 ekor, maka dalam kegiatan ini akan diperoleh beberapa embrio yang dapat di transfer langsung ke resipien dan di bekukan. Produksi embrio dilakukan oleh Balitnak dan BET, dimana donor berasal dari Balitnak. Balitnak memiliki kerbau rawa dan kerbau sungai yang dapat dijadikan donor kerbau. kerbau memiliki calving interval yang lebih panjang dibandingkan dengan sapi. 
 
“Umur kawin pertama kurang lebih 2,5 tahun, lama bunting 9 sd 11 bulan, umur beranak pertama 4 tahun, dengan siklus berahi 20 sd 30 hari selang beranak 1,5 – 2 tahun,” kata Lisa peneliti dari balitnak.
 
Proses reproduksi pada ternak kerbau sangat lambat, ditandai dengan lambatnya pubertas dan panjangnya calving interval serta adanya kasus silent heat (PAUL dan PRAKASH, 2005). Semua itu dipengaruhi oleh gizi, lingkungan dan manajemen (NANDA et al., 2003)
 
 
 
 
 

Dibaca : 640 kali


Lokasi Kami

Peta Lihat di Google Map

Tidak puas dengan pelayanan kami? klik berikut:

https://lapor.go.id/ SABERPUNGLI
Dupak e-Personal

Aksesibilitas

Pembaca Layar
Kontras
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jeda Animasi
Ramah Disleksia
Kursor
Jarak Baris
Perataan Teks
Saturasi
Reset