Beranda > Berita Umum > Rapat Kerja Nasional Kementerian Pertanian Tahun 2020

Rapat Kerja Nasional Kementerian Pertanian Tahun 2020

27 Januari 2020

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2020 dilaksanakan pada hari Senin, 27 Januari 2020 bertempat di Auditoroium Birawa, Hotel Bidakara Jakarta dengan dihadari oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perdagangan, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Kesehatan, Sekjen Komunikasi dan Informatika, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Pejabat Eselon I dan II lingkup Kementerian Pertanian dan Kementerian/Lembaga lainnya serta Kepala Dinas lingkup Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota. Rakernas akan ditindaklanjuti dengan workshop dalam rangka merumuskan dan menetapkan teknis pelaksanaan dan target yang akan dicapai di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan. Workshop tersebut akan dilakukan oleh masing-masing Eselon-I dengan mitra Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup pertanian pada hari Selasa, 28 Januari 2020.

Rakernas Pembangunan Pertanian tahun 2020 mengambil tema “Mewujudkan Pertanian Maju, Mandiri dan Modern untuk Meningkatkan Pertumbuhan Eonomi dan Kesejahteraan Petani”. Rekernas ini difokuskan pada pembahasan program dan kegiatan strategis pembangunan pertanian tahun 2020 dalam upaya percepatan pencapaian target pembangunan pertanian, yang mampu memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan petani. Pada Rakernas 2020 juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman dan kesepakatan bersama Kementerian Pertanian dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Koperasi dan UKM, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk memperkuat sinergitas dalam membangun pertanian nasional. Adapun hasil rumusan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2020 sebagai berikut:

1. Dalam arahannya Menteri Pertanian menegaskan bahwa pembangunan pertanian yang akan diwujudkan selama periode tahun 2020-2024 adalah Pertanian maju, mandiri dan modern, dengan makna sebagai berikut: (1) Pertanian harus berpikir maju sehingga seluruh jajaran pertanian harus lebih maju baik dari Pusat hingga desa, harus lebih bergerak, lebih bersemangat, dan lebih mempunyai kemampuan; (2) Pertanian harus mandiri tidak selalu bergantung pada impor; dan (3) Pertanian harus lebih modern dengan menggunakan berbagai inovasi teknologi sehingga mampu meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing.

2. Menteri Pertanian juga menegaskan bahwa selama lima tahun ke depan akan dikembangkan komoditas strategis yang dapat memperkuat katahanan pangan dan mengakselerasi ekspor pertanian melalui: 1) peningkatan produksi komoditas

utama 7% per tahun; 2) penurunan losses dari 12% menjadi 5%; 3) Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GraTIEks) atau 300%; 4) pemanfaatan KUR pertanian Rp. 50T per tahun; 5) tumbuhnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) 7.879 unit pada tahun 2024; 6) tumbuhnya petani milenial berjiwa entrepreneur 500.000 pemuda per tahun; 7) penurunan daerah rentan rawan pangan dari 18% menjadi 10% pada tahun 2024; 8) penurunan prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024.

3. Kostra Tani merupakan pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional dengan memanfaatkan Informasi dan Teknologi. Kostra Tani berperan sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. Melalui Kostratani akan terjadi sinergi dan saling melengkapi dalam satu pola sikap dan pola tindak pembangunan pertanian sampai pada tingkat lapangan. Sinergi yang harmonis dalam membangun pertanian nasional akan termonitor melalui Agriculture War Room (AWR) di Pusat. AWR akan menjadi pusat pembangunan pertanian yang secara langsung akan dipantau dan dikendalikan oleh Menteri Pertanian bersama tim, dan terkoneksi dengan Agriculture Operational Room (AOR) di seluruh wilayah Indonesia, dari tingkat provinsi hingga kecamatan melalui Kostratani.

4. Agar pembangunan pertanian berjalan secara efektif, maka dalam pelaksanaannya dilakukan melalui; 1) pendekatan Kawasan yaitu: Kawasan Utama, Kawasan Andalan, dan Kawasan Pengembangan; 2) Ekspansi kegiatan pertanian dilakukan melalui perluasan pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa, sub optimal, lahan kering dan lainnya serta penyediaan air; 3) Pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi; 4) Efisiensi biaya pertanian menuju pertanian berbiaya rendah ditempuh melalui pengembangan kawasan berbasis korporasi. Pengembangan korporasi petani akan dilakukan melalui Koperasi dalam rangka mewujudkan industrialisasi pertanian. Pengembangan korporasi petani menjadi suatu keharusan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, Pemerintah berusaha mendorong lebih kuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bergerak di sektor pertanian agar berkolaborasi membentuk kelompok-kelompok usaha bersama atau bekerjasama dengan korporasi besar.

5. Target produksi dan ekspor tanaman pangan untuk komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar pada tahun 2020 ditargetkan meningkat 7% kecuali padi yang ditargetkan mampu meningkat 12,1%. Target tersebut didukung dengan penyerapan KUR pertanian sebesar Rp14,23 T, penyerapan tenaga kerja 18,21 juta orang, PPM 156rb orang, ekspor beras 500 ribu ton, dan peningkatan ekspor 3 kali lipat dan peningkatan NTP antara 105,31-1106,55. Hilirisasi produk tanaman pangan akan didorong dengan meningkatkan investasi untuk pengembangan produk turunan yang berasal dari tanaman pangan.

6. Dalam mendukung peningkatan produksi dan produktivitas, Kementerian Pertanian melakukan akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi perbanyakan

produksi benih/bibit melalui penelitian dan pengembangan pertanian. Inovasi pertanian yang dikembangkan berupa perbanyakan benih sumber dan sebar tanaman dan ternak, penciptaan varietas unggul dan teknologi pendukung melalui perakitan varietas/galur unggul, bioteknologi, perkaitan teknologi produksi dan teknologi spesifik lokasi, teknologi sumber daya lahan pertanian dan teknologi pascaanen dan mekanisasi.

7. Dalam rangka mendorong modernisasi pertanian dan mekanisasi Pertanian Pra Panen maka penyediaan kebutuhan alsin pra panen seperti Traktor R-2, Traktor R-4, Pompa Air, Transplanter, Chopper, Cultivator, Hand sprayer, Excavator, dll diintegrasikan dengan data ketersediaan dan kebutuhan alsin sehingga tepat sasaran dan spesifik lokasi. Disamping itu Kementerian Pertanian juga memberikan perhatian terhadap penyaluran pupuk bersubsidi, pengembangan UPPO, bantuan pupuk organik serta pembiayaan pertanian

8. Dukungan untuk ekspansi pertanian khususnya melalui pemanfaatan lahan dan penyediaan air untuk pertanian dilakukan dengan strategi perluasan dan perlindungan lahan melalui LP2B, pemetaan lahan pertanian, perluasan sawah, optimasi lahan rawa dan kering; penguatan irigasi pertanian melalui pengembangan sumber-sumber air irigasi, RJIT, Embung/Dam Prarit/Longstorage, Irigasi Perpompaan/ Perpipaan.

9. Sebagai upaya peningkatan populasi sapi dan kerbau, dikembangkan Sapi Kerbau Komoditas Andalan negeri (Sikomandan) dengan target akseptor 5,8 juta ekor. Selain itu, ditargetkan juga adanya peningkatan produksi daging sapi/kerbau, kambing, domba, babi, ayam buras, ayam ras pedaging dan itik; peningkatan ekspor untuk komoditas kambing/domba, unggas, babi dan hewan hidup lainnya. Peningkatan ekspor juga didorong untuk produk pangan segar dan olahan, produk non pangan, obat hewan dan benih/bibit. Untuk pengembangan sapi khusus jenis wagyu, galacian blod dan belgian blue akan dilakukan di 12 provinsi dengan target 10.000 ekor sapi wagyu, 38.500 ekor sapi belgian blue dan 1.500 sapi galacian blond.

10. Pengembangan kawasan horktikultura melalui Gerakan Mendorong Produksi, Daya Saing dan Ramah lingkungan hortikultura (Gedor Horti) akan dilakukan dengan meningkatkan produksi aneka cabai dan bawang merah; meningkatkan daya saing melalui registrasi kebun, sertifikasi GAP dan GHP; dan pertanian ramah lingkungan melalui kegiatan pertanian yang ramah lingkungan. Ekspor komoditias hortikultura dilakukan untuk 13 komoditas yang bernilai tinggi seperti pisang, manggis, mangga, durian, salak, nenas, krisan, dracaena, wortel, kentang, kubis, jahe dan kunyit.

11. Pengembangan perkebunan melalui Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah Dan Saya Saing (Grasida) Perkebunan diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas, peningkatan ekspor, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahtaraan pekebun. Untuk mencapai target tersebut maka pengembangan komoditas perkebunan akan dibangun melalui kawasan utama kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, vanili), andalan (kelapa sawit, karet, teh, cengkeh) dan pengembangan (kayu manis dan nilam)

melalui peningkatan kapasitas SDM, pengembangan logistik benih, optimasi jejaring stakeholders, modernisasi perkebunan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, pembiayaan melalui KUR serta peningkatan produksi dan produktivitas.

12. Ketahanan pangan berfokus pada upaya pengentasan daerah rentan rawan pangan yang tersebar di 17 provinsi, 88 kabupaten dan 956 kecamatan untuk menjamin ketersediaan, akses dan pemanfaatan pangan. Langkah strategis yang dilakukan adalah perbaikan sistem logistik nasional dan mendorong masyarakat di daerah rentan rawan pangan untuk mampu menyediakan pangannya sendiri yang beragam bergizi seimbang dan aman melalui pertanian keluarga/family farming berbasis kecamatan, pertanian masuk sekolah, pengembangan lumbung pangan masyarakat dan pekarangan pangan lestari.

13. Dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) 300% dilakukan dukungan pelayanan perkarantinaan dengan Gebrakan Meningkatkan Pelayanan Karantina Mendukung Gratieks melalui penguatan aspek hulu dan hilir serta penguatan sistem perdagangan. Strategi Kementen dalam pencapaian Gratieks tersebut dilakukan melalui peningkatan volume ekspor, menambah negara mitra dagang, mendorong pertumbuhan eksport, menambah ragam komoditas ekspor, serta meningkatkan frekuensi pengiriman.

14. Akan dibuat pilot project korporasi petani antara kemenkop dan kementan untuk membangun dan mengembangkan korporasi petani dengan melibatkan berbagai pihak seperti perbankan untuk menghasilkan produk memiliki nilai tambah, dan daya saing dengan menyiapkan rencana model bisnis yang modern.

 

Dibaca : 377 kali


Lokasi Kami

Peta Lihat di Google Map

Tidak puas dengan pelayanan kami? klik berikut:

https://lapor.go.id/ SABERPUNGLI
Dupak e-Personal

Aksesibilitas

Pembaca Layar
Kontras
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jeda Animasi
Ramah Disleksia
Kursor
Jarak Baris
Perataan Teks
Saturasi
Reset