Beranda > Berita Umum > Jambore Peternakan “Peternak Bangkit”

Jambore Peternakan “Peternak Bangkit”

25 September 2017

 

Melalui kebijakan , Pemerintah dukung para peternak agar bisa mandiri. “Saya Kira Pak Menteri harus catat. Kita ini terlalu banyak aturan yang menghambat usaha kita,” kata Kepala Negara saat hadir di Jambore Peternakan Nasional 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur , Minggu (24/9).

 Jokowi menyatakan terus berusaha menghilangkan regulasi yang menghambat semua. “Kita harapkan industri peternakan bisa muncul dengan bentuk industri yang modern, “ Ungkap Presiden.

Hadir dalam acara tersebut Menteri Pertanian Andin Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Gubernur Bank Indonesia  Agus Martowardojo, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Kapolri Jenderal  Tito Karnavian.

Jokowi mendorong para peternak untuk bekerjasama membentuk sebuah kelompok besar peternak dan mengkonsolidasikan dalam satu organisasi entah dalam bentuk PT, koperasi, ataupun gabungan peternak-peternak. Dengan begitu keuntungan yang akan didapatkan peternak akan berlipat, dan peluang ekspor akan semakin besar.

Sejalan dengan tema “Masyarakat Cerdas dengan Protein Asal Ternak” yang berarti dengan peningkatan protein hewani asal ternak sangat berperan dalam menyehatkan dan mencerdaskan anak bangsa.  Pada pidato laporan pelaksanaan Jambore Peternakan Nasional 2017 kepada Presiden, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan tengah mengubah mindset konsumsi protein hewani bukan hanya dari sapi saja tetapi bisa bersumer dari protein lainnya seperti domba kambing.

"Baru-baru ini kekeringan dan hama, tapi kerugian ditanggung asuransi. Ada yang menarik di Bojonegoro, banjir datang petani senang. Kalau bisa banjir terus menerus," kata Amran saat Jambore Peternak Nasional 2017 di Lapangan Buperta, Cibubur, Jakarta, Minggu (24/9/2017).

Mentan menyiapkan asuransi petani padi dengan sapi. Untuk asuransi pemerintah menanggung 80% dan peternak membayar  20%. Peternak sapi hanya membayar Rp 40.000,- per ekor/per tahun dan apabila ada kerugian (banjir dan hama) kerugian akan ditanggung asuransi. Sedangkan untuk asuransi petani beras  gabah petani menanggung  Rp 36.000,- per hektar, apabila banjir mendapatkan 6 juta dari asuransi.

Pada kesempatan yang sama Amran menandaskan bahwa “Nilai ekspor peternakan naik 22%. Kita sudah mengekspor kambing, ayam dan babi. Yang memasok Singapura adalah Indonesia. Kita sebetulnya sudah swasembada protein tapi selalu swasembada daging sapi yang dikatakan. Sembilan tahun lebih butuh waktu untuk swasembada (sapi), tapi saya yakin bisa lebih cepat,

Adanya kelahiran sebanyak 1,4 juta ekor lahir sapi brahman melalui program UPSUS SIWAB  (Sapi Indukan Wajib Bunting) kegiatan tahun lalu, dengan total pendapatan para petani 70 Triliun . Tingkat pendapatan petani naik dengan indikasi nilai tukar petani (NTP) 107% dari tahun lalu NTP 102%.

Selain Upsus Siwab, Kementerian Pertanian juga tengah menggenjot produksi daging sapi dengan varietas sapi unggulan dari Brussel Belgia yang beratnya berkali-kali lipat dari sapi biasa. Sapi belgian blue  bisa mencapai berat 1,5 – 2 ton hal ini ditemukan pada waktu kunjungan ke Belanda sedangkan rata-rata berat sapi sapi kita hanya 400 kg. Amran mengatakan telah menganggarkan 100 milyar untuk membeli semen beku Belgian Blue Tahun depan, dan telah dianggarkan pula  asuransi ternak domba kambing.

Jambore dilanjutkan dengan temu wicara  antara presiden dan peternak yang bertujuan untuk mengedukasi peternak dan diakhiri dengan  makan kambing guling 100 ekor domba memecahkan rekor MURI.

Dibaca : 749 kali


Lokasi Kami

Peta Lihat di Google Map

Tidak puas dengan pelayanan kami? klik berikut:

https://lapor.go.id/ SABERPUNGLI
Dupak e-Personal

Aksesibilitas

Pembaca Layar
Kontras
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jeda Animasi
Ramah Disleksia
Kursor
Jarak Baris
Perataan Teks
Saturasi
Reset