Kunjungan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan drh. I Ketut Diarmita, MP ke BET Cipelang merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi kami. Dirjen PKH didampingi oleh Sekretaris Ditjen PKH, Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc, pakar pendamping dan tim teknis langsung menuju ke lapangan untuk menyaksikan sapi Belgian Blue (BB) hasil TE dan persilangannya dengan bangsa sapi lainnya. Pada kesempatan ini, dirjen PKH menyatakan bahwa BET telah menunjukkan kemampuannya untuk menerapkan teknologi reproduksi dengan sangat baik yang dibuktikan dengan dihasilkannya anak BB hasil TE ini. Meskipun BET telah mampu melahirkan 11 ekor sapi BB yang terdiri dari 1 ekor BB murni dan 10 ekor hasil persilangan BB dengan bangsa lain, diharapkan ke depannya akan dihasilkan keturunan BB yang lebih banyak lagi sehingga akan memiliki efek yang besar bagi Indonesia.

 Untuk mengawal kegiatan pengembangan BB ini telah dibentuk tim pengembangan BB yang diketuai oleh kepala Balai Embrio ternak Cipelang dan terdiri atas atase pertanian, atase perdagangan, pejabat eselon 2, 3 dan 4 lingkup Ditjen PKH, Inspektur IV Irjen Kementan dan para pakar tenaga ahli yang berasal dari perguruan tinggi di Indonesia.

Dirjen sangat mengapresiasi kerja yang telah dilakukan oleh BET, dan dalam pengembangan sapi Belgian Blue ini disinilah BET diuji untuk menghasilkan pedet BB sesuai dengan harapan pak Mentan saat kunjungan pertengahan Juni yang lalu. Untk itu, diperlukan lahan yang lebih luas dan datar bagi UPT perbibitan yang akan digunakan sebagai lahan penggembalaan yang akan menjadi “show room”/etalase UPT Perbibitan. Sebagian lahan digunakan sebagai lahan penggembalaan dan selebihnya akan digunakan sebagai lahan HPT. Ditempat itu akan dihasilkan ternak-ternak bibit unggul bersertifikat dengan rekording yang baik yang dapat dibeli oleh masyarakat dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran. Dengan demikian, masyarakat akan mendapatkan ternak sapi dengan mutu genetik tinggi dan performans yang bagus dengan harga yang terjangkau. Dirjen berharap ke depan data ruminansia dan unggas dapat terrekam dan terupdate dengan baik, sehingga dirjen dapat melihat data populasi di setiap UPT setiap saat dan dimanapun.

 

Kedepan sapi BB ini harus dikembangkan secara masif dan dapat dikerjasamakan secara G to G antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belgia. Sehingga harus segera dirumuskan point-point yang akan dikerjasamakan, diantaranya adalah untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan TE di Indonesia, mulai dari handling hingga pemeliharaan ternaknya juga model sapi Belgian Blue yang seperti apa yang akan dikembangkan. Diharapkan, sapi Belgian Blue yang dikembangkan di Indonesa harus sama dengan sapi Belgian Blue yang telah dikembangkan di Belgia. Ini merupakan kesempatan bagi BET untuk mengirimkan tenaga teknisnya untuk ke Belgia atau expert dari Belgia ke Indonesia dalam upaya meningkatkan keberhasilan aplikasi TE.

Sapi Belgian Blue yang akan dikembangkan di Indonesia diharapkan merupakan sapi-sapi yang lebih tahan dengan lingkungan tropis yang berbeda dengan lingkungan asalnya, juga akan dipilih sapi-sapi dengan berat lahir yang kecil untuk mengurangi resiko distokia. Selain itu juga perlu dilakukan pengamatan pakan dan nutrisi, reproduksi, produksi, kesehtan dan sosial ekonomi. Sapi Belgian Blue yang dikembangkan secara murni dilakukan melalui TE pada sapi-sapi resipien ternak lokal (Simmental, Limousin, Brahman, FH dan PO/SO dengan memperhatikan aspek distokia. Selain itu, dalam upaya meningkatkan produktivitas sapi lokal melalui program pemuliaan yang dilakukan dengan mengintroduksi genetik sapi impor yang mempunyai potensi genetik cukup baik untuk sifat-sifat yang diinginkan. Metode persilangan ini dilakukan dengan teknik IB menggunakan semen sapi impor pada sapi lokal. Persilangan sapi lokal dengan semen Belgian Blue akan menghasilkan sapi persilangan BB yang dapat lahir secara normal (tanpa operasi).

Dibaca : 740 kali